Biografi Dan Profil Amry Gunawan - Dongeng Sukses Pendiri Rabbani
Biografiku.com - Tidak banyak yang mengenal sosok dari Amry Gunawan, namun dia merupakan pemilik sekaligus pendiri Rabbani, sebuah produsen memproduksi jilbab atau kerudung muslimah yang populer di Indonesia.
Perusahaan Rabbani yang memproduksi jilbab ini didirikan oleh Amry Gunawan bersama dengan istrinya Nia Kurnia pada tahun 1994 dibawah bendera CV Rabbani Asyisa. Mengenai biografi dan profil Amry Gunawan, dia lahir di Bireun, Aceh utara pada tanggal 2 februari 1967. Setelah menamkan sekolahnya, Amry kemudian merantau ke Bandung, Jawa Barat untuk menimba ilmu.
Di kota Bandung, ia kuliah di jurusan ekonomi Universitas Padjajaran. Disini ia aktif di organisasi kemahasiswaan dibidang kerohanian sehingga ia kemudian menjadi seorang aktivis. Sebagai seorang aktivis, Amry Gunawan kian dalam mepelajari duduk kasus keagamaan. Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti dari jurusan ekonomi di kampusnya. Buku-bukunya wacana ekonomi ia bakar semua. Amry kemudian menentukan untuk kuliah di jurusan Sastra Arab di kampus yang sama.
Di usia 22 tahun, Amry kemudian mempersunting Nia Kurnia, perempuan kelahiran Sumedang, 14 maret 1969 yang sekarang sebagai administrator CV Rabbani Asyisa. Ketika dipersunting oleh Amry Gunawan, Nia Kurnia ketika itu masih berstatus mahasiswi di Fakultas MIPA universitas Padjajaran.
Ketika menikahi Nia Kurnia, Amry meminjam uang sebesar 60.000 rupiah dari guru mengajinya untuk dibelikan mas kawin. Setelah menikah, Amry kemudian melakoni banyak sekali jenis pekerjaan yang dianggapnya halal untuk bisa menafkahi keluarga kecilnya itu.
Salah satu pekerjaan yang ia lakoni ialah berjualan kaset dan buku-buku islam di masjid kampus pada tahun 1991 dibawah bendera Pustaka Rabbani. Sebagai modal, Amry menggadaikan mahar istrinya. Mertuanya juga berbaik hati meminjamkan modal sebesar 100.000 rupiah kepada Amry.
Pada ketika itu, pemasok buku-buku Islam dari Jakarta ke Bandung masih sangat sedikit, Kesempatan ini kemudian dimanfaat dengan baik oleh Amry Gunawan. Modal dari istri dan mertuanya, kemudian ia gunakan untuk mencetak brosur serta membayar buku-buku yang ia jual. Usahanya berjualan buku yang dilakoni oleh Amry Gunawan berjalan dengan lancar. Dalam kurun waktu tiga bulan, ia sudah bisa mengembalikan modal yang ia pinjam dari mertuanya.
Namun yang namanya bisnis tak selamanya selalu lancar. Pasang surut bisnis mulai dirasakan oleh Amry Gunawan pada tahun 1994. Semakin banyaknya kompetitor di bisnis yang sama membuat laba yang diterima oleh Amry Gunawan kian minim.
Tak usang kemudian, Amry Gunawan memutuskan berhenti dari bisnis berjualan buku. Amry bersama istrinya banting setir ke bisnis jilbab atau kerudung pada tahun 1994 berbekal keahlian istrinya dibidang menjahit dan desain.
Ketika itu peluang bisnis jilbab di Bandung masih sangat besar ditambah lagi terjadi pelarangan jilbab di sekolah-sekolah yang membuat Amry berpikir bahwa jikalau ada pelarangan biasanya membuat jilbab menjadi semakin diminati.
Awal mula perjuangan jilbab yang digeluti oleh Amry dan istrinya tidak berjalan dengan baik. Ketika itu Amry mempunyai karyawan sebanyak 30 orang di bisnis sebelumnya. Peralihan bisnis dari berjualan buku ke bisnis jilbab membuat karyawannya menentukan untuk mundur alasannya ialah tidak siap dengan peralihan tersebut. Namun di hari yang sama, Amry mendapat 30 karyawan gres ketika itu.
Naluri bisnis Amry Gunawan sangat tepat. Permintaan akan kerudung atau jilbab meningkat sangat pesat di Bandung ketika itu. Sebagai penemuan produknya, di tahun 2000, Amry Gunawan kemudian membuat model kerudung instan yang terbuat dari materi kaus. Selanjutnya pada tahun 2003, Amry mengeluarkan produk kerudung atau jilbab kreasi. Ide tersebut ia sanggup ketika berkunjung ke Tanah Suci.
Amry Gunawan terus berkreasi membuat modal-model kerudung atau jilbab yang baru. Inovasinya ini membuat banyak konsumen sangat menyukai produknya. Sekitar 90 persen produknya ialah kerudung dan Jilbab, selebihnya ialah produk lain menyerupai gamis dan perlengkapan muslimah lainnya.
Outlet pertama Rabbani berdiri dikawasan Sekeloa, Bandung menempati bangunan yang berukuran yang luasnya 2x3 meter. Nama Rabbani berasal dari Al Qur'an surah Al Imran ayat 79 yang berarti para pengabdi Yang Mahakuasa yang mau mengajarkan dan diajarkan Kitaballah.
Alamat Pabrik Rabbani semua berada di Bandung. Rabbani mempunyai 4 pabrik yang memproduksi kerudung dan jilbab. Setiap pabrik bisa memproduksi 10 ribu kerudung atau jilbab perharinya. Tidak mengherankan bila Rabbani pantas disebuat sebagai produsen kerudung terbesar di Indonesia ataupun Asia
Dalam struktur organisasi Rabbani, H. Amry Gunawan lebih berfokus dibidang marketing dan SDM sementara istrinya Hj. Nia Kurnia sebagai administrator Rabbani mengurusi bidang produksi serta keuangan perusahaan. Dalam menjalankan perusahaannya Amry dan istrinya lebih banyak menanamkan nilai-nilai Islami dalam administrasi perusahaannya yang disebutnya sebagai administrasi jihad.
Hingga ketika ini Rabbani ribuan ratusan karyawan dengan outlet yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk di Malaysia. dijuluki sebagai Professor Kerudung Indonesia, omset Rabbani pun mencapai ratusan milyar. Untuk memperluas pangsa pasarnya, Rabbani bekerja sama dengan para agen-agen yang membantu memasarkan produknya.
Perusahaan Rabbani yang memproduksi jilbab ini didirikan oleh Amry Gunawan bersama dengan istrinya Nia Kurnia pada tahun 1994 dibawah bendera CV Rabbani Asyisa. Mengenai biografi dan profil Amry Gunawan, dia lahir di Bireun, Aceh utara pada tanggal 2 februari 1967. Setelah menamkan sekolahnya, Amry kemudian merantau ke Bandung, Jawa Barat untuk menimba ilmu.
Di kota Bandung, ia kuliah di jurusan ekonomi Universitas Padjajaran. Disini ia aktif di organisasi kemahasiswaan dibidang kerohanian sehingga ia kemudian menjadi seorang aktivis. Sebagai seorang aktivis, Amry Gunawan kian dalam mepelajari duduk kasus keagamaan. Akhirnya, ia memutuskan untuk berhenti dari jurusan ekonomi di kampusnya. Buku-bukunya wacana ekonomi ia bakar semua. Amry kemudian menentukan untuk kuliah di jurusan Sastra Arab di kampus yang sama.
Di usia 22 tahun, Amry kemudian mempersunting Nia Kurnia, perempuan kelahiran Sumedang, 14 maret 1969 yang sekarang sebagai administrator CV Rabbani Asyisa. Ketika dipersunting oleh Amry Gunawan, Nia Kurnia ketika itu masih berstatus mahasiswi di Fakultas MIPA universitas Padjajaran.
Ketika menikahi Nia Kurnia, Amry meminjam uang sebesar 60.000 rupiah dari guru mengajinya untuk dibelikan mas kawin. Setelah menikah, Amry kemudian melakoni banyak sekali jenis pekerjaan yang dianggapnya halal untuk bisa menafkahi keluarga kecilnya itu.
Salah satu pekerjaan yang ia lakoni ialah berjualan kaset dan buku-buku islam di masjid kampus pada tahun 1991 dibawah bendera Pustaka Rabbani. Sebagai modal, Amry menggadaikan mahar istrinya. Mertuanya juga berbaik hati meminjamkan modal sebesar 100.000 rupiah kepada Amry.
Pada ketika itu, pemasok buku-buku Islam dari Jakarta ke Bandung masih sangat sedikit, Kesempatan ini kemudian dimanfaat dengan baik oleh Amry Gunawan. Modal dari istri dan mertuanya, kemudian ia gunakan untuk mencetak brosur serta membayar buku-buku yang ia jual. Usahanya berjualan buku yang dilakoni oleh Amry Gunawan berjalan dengan lancar. Dalam kurun waktu tiga bulan, ia sudah bisa mengembalikan modal yang ia pinjam dari mertuanya.
Namun yang namanya bisnis tak selamanya selalu lancar. Pasang surut bisnis mulai dirasakan oleh Amry Gunawan pada tahun 1994. Semakin banyaknya kompetitor di bisnis yang sama membuat laba yang diterima oleh Amry Gunawan kian minim.
Tak usang kemudian, Amry Gunawan memutuskan berhenti dari bisnis berjualan buku. Amry bersama istrinya banting setir ke bisnis jilbab atau kerudung pada tahun 1994 berbekal keahlian istrinya dibidang menjahit dan desain.
Ketika itu peluang bisnis jilbab di Bandung masih sangat besar ditambah lagi terjadi pelarangan jilbab di sekolah-sekolah yang membuat Amry berpikir bahwa jikalau ada pelarangan biasanya membuat jilbab menjadi semakin diminati.
Awal mula perjuangan jilbab yang digeluti oleh Amry dan istrinya tidak berjalan dengan baik. Ketika itu Amry mempunyai karyawan sebanyak 30 orang di bisnis sebelumnya. Peralihan bisnis dari berjualan buku ke bisnis jilbab membuat karyawannya menentukan untuk mundur alasannya ialah tidak siap dengan peralihan tersebut. Namun di hari yang sama, Amry mendapat 30 karyawan gres ketika itu.
Naluri bisnis Amry Gunawan sangat tepat. Permintaan akan kerudung atau jilbab meningkat sangat pesat di Bandung ketika itu. Sebagai penemuan produknya, di tahun 2000, Amry Gunawan kemudian membuat model kerudung instan yang terbuat dari materi kaus. Selanjutnya pada tahun 2003, Amry mengeluarkan produk kerudung atau jilbab kreasi. Ide tersebut ia sanggup ketika berkunjung ke Tanah Suci.
Amry Gunawan terus berkreasi membuat modal-model kerudung atau jilbab yang baru. Inovasinya ini membuat banyak konsumen sangat menyukai produknya. Sekitar 90 persen produknya ialah kerudung dan Jilbab, selebihnya ialah produk lain menyerupai gamis dan perlengkapan muslimah lainnya.
Outlet pertama Rabbani berdiri dikawasan Sekeloa, Bandung menempati bangunan yang berukuran yang luasnya 2x3 meter. Nama Rabbani berasal dari Al Qur'an surah Al Imran ayat 79 yang berarti para pengabdi Yang Mahakuasa yang mau mengajarkan dan diajarkan Kitaballah.
Alamat Pabrik Rabbani semua berada di Bandung. Rabbani mempunyai 4 pabrik yang memproduksi kerudung dan jilbab. Setiap pabrik bisa memproduksi 10 ribu kerudung atau jilbab perharinya. Tidak mengherankan bila Rabbani pantas disebuat sebagai produsen kerudung terbesar di Indonesia ataupun Asia
Dalam struktur organisasi Rabbani, H. Amry Gunawan lebih berfokus dibidang marketing dan SDM sementara istrinya Hj. Nia Kurnia sebagai administrator Rabbani mengurusi bidang produksi serta keuangan perusahaan. Dalam menjalankan perusahaannya Amry dan istrinya lebih banyak menanamkan nilai-nilai Islami dalam administrasi perusahaannya yang disebutnya sebagai administrasi jihad.
Hingga ketika ini Rabbani ribuan ratusan karyawan dengan outlet yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk di Malaysia. dijuluki sebagai Professor Kerudung Indonesia, omset Rabbani pun mencapai ratusan milyar. Untuk memperluas pangsa pasarnya, Rabbani bekerja sama dengan para agen-agen yang membantu memasarkan produknya.
0 Response to "Biografi Dan Profil Amry Gunawan - Dongeng Sukses Pendiri Rabbani"
Post a Comment