Biografi Dan Profil Halimah Yacob - Dongeng Presiden Perempuan Pertama Singapura
Biografiku.com - Ketika terpilih nama Halimah Yacob menjadi trending topic dan banyak dibicarakan warga Singapura dan media-media lokal maupun aneh lantaran ia berhasil menjadi perempuan pertama yang berasal dari etnis melayu menjabat sebagai Presiden Singapura semenjak negara tersebut berdiri. Halimah Yacob juga menjadi presiden muslimah di negara yang penduduknya mayoritas beretnis China.
Mengenai biografi dan profil Halimah Yacob, cerita hidup dari presiden Singapura ini terpilih ini bisa menjadi ide bagi banyak orang. Dari banyak sekali sumber yang dihimpun oleh biografiku.com, Halimah Yacob mempunyai masa kemudian yang sangat sulit. Sejak kecil ia terbiasa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebba ia terlahir dari keluarga yang hidupnya amat pas-pasan.
Halimah Yacob kehilangan ayahnya ketika ia berusia 8 tahun. Ayahnya seorang muslim keturunan India. Ia kemudian dibesarkan oleh ibunya yang berjulukan Maimun Abdullah. Maimun membesarkan Halimah bersama keempat saudara laki-lakinya seorang diri, Halimah dan saudara laki-lakinya tinggal di kamar petak berukuran kecil di sebuah apartemen di jalan Hindu, Singapura.
Di Pagi buta, ia sudah mulai membantu ibunya mempersiapkan dagangan mereka yaitu nasi padang padang. Ia membantu ibunya berjualan nasi padang yang di jajakan memakai gerobak dorong di sekitar jalan Shenton Way, Singapura. Hingga kemudian bisa membeli sebuah warung.
Selain melayani pelanggan yang tiba ke kedai jualannya, ia juga membersihkan meja dagangannya dan juga mencuci piring. Kegiatan tersebut ia laksanakan setiap hari sebelum berangkat ke sekolah. Halimah Yacob menghabiskan masa sekolahnya Sekolah Menengah Pertama nya di Singapore Chinese Girls' School, sebuah sekolah khusus anak perempuan yang kebanyakan beretnis China.
Di sekolah ini, Halimah hampir dikeluarkan dari sekolah lantaran ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membantu ibunya berjualan sehingga ketika itu pihak sekolah memberi peringatan kepada dirinya. Memasuki SMA, Ia bersekolah di tanjong katong girls’ school, selama bersekolah, Halimah kadang mengerjakan kiprah sembari membersihkan meja dan juga mencuci piring di warung nasi padang milik ibunya. Tak jarang ia juga pernah menunggak uang sekolah dikarenakan kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan.
Tamat dari SMA, ia bertekad untuk terus melanjutkan sekolahnya. Ia kemudian berhasil diterima kuliah di jurusan aturan di National University of Singapore (NUS). Meskipun tidak mempunyai biaya untuk kuliah, ia berhasil mendapat beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore lantaran kecerdasannya.
Setelah lulus kuliah pada tahun 1987, Halimah Yacob kemudian bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) di divisi hukum. Ia memperjuangkan hak-hak para pekerja/buruh di Singapura.
Selama 30 tahun, ia habiskan karirnya di NTUC dan namanya kian terkenal di kalangan para buruh. Posisi tertinggi yang sanggup ia capai di NTUC yakni Deputi Sekretaris Jenderal yang merupakan posisi kedua terkuat di organisasi tersebut.
Tahun 1980, Halimah Yacob menikah dengan Mohammed Abdullah Alhabshee, seorang pengusaha keturunan Arab. Dari pernikahannya, mereke berdua dikaruniai lima orang anak. Pada tahun 2001, Halimah Yacob terjun ke dunia politik sesudah dibujuk oleh perdana menteri Goh Chok Tong.
Di dunia politik, Halimah berhasil memenangkan pemilihan umum dan merebut dingklik Jurong GRC (Konstituensi Perwakilan Jurong Group) dan Marsiling-Yew Tee GRC. Ia berhasil mengukir namanya di panggung perpolitikan Singapura sebagai perempuan melayu pertama yang duduk di DPR Singapura.
Pada tahun 2011, Halimah bergabung dengan Partai Aksi Rakyat (PAP), dan ia ditunjuk sebagai Menteri Negara di Kementerian Pengembangan Masyarakat, Pemuda, dan Olahraga. Dan dua tahun kemudian, ia berhasil menjadi ketua DPR di Singapura dan menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut.
Posisinya sebagai ketua DPR ia emban selama empat tahun. Dan pada tahun 2017, Halimah mengundurkan diri sebagai dari partai PAP dan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden. Ia resmi terpilih sebagai Presiden Singapura sesudah kandidat lainnya yaitu Mohammed Saleh Marican dan Farid Khan tidak memenuhi persyaratan sebagai calon presiden Singapura. Dan menurut undang-undang Singapura kali ini Presiden kali ini hanya boleh berasal dari etnis Melayu.
Ia resmi menjabat sebagai presiden Singapura sesudah resmi diambil sumpahnya pada tanggal 13 september 2017. Halimah Yacob ketika ini lebih menentukan hidup sederhana dengan tinggal di rumah susun miliknya ketimbang tinggal di istana presiden yang disediakan
Mengenai biografi dan profil Halimah Yacob, cerita hidup dari presiden Singapura ini terpilih ini bisa menjadi ide bagi banyak orang. Dari banyak sekali sumber yang dihimpun oleh biografiku.com, Halimah Yacob mempunyai masa kemudian yang sangat sulit. Sejak kecil ia terbiasa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebba ia terlahir dari keluarga yang hidupnya amat pas-pasan.
Halimah Yacob kehilangan ayahnya ketika ia berusia 8 tahun. Ayahnya seorang muslim keturunan India. Ia kemudian dibesarkan oleh ibunya yang berjulukan Maimun Abdullah. Maimun membesarkan Halimah bersama keempat saudara laki-lakinya seorang diri, Halimah dan saudara laki-lakinya tinggal di kamar petak berukuran kecil di sebuah apartemen di jalan Hindu, Singapura.
Di Pagi buta, ia sudah mulai membantu ibunya mempersiapkan dagangan mereka yaitu nasi padang padang. Ia membantu ibunya berjualan nasi padang yang di jajakan memakai gerobak dorong di sekitar jalan Shenton Way, Singapura. Hingga kemudian bisa membeli sebuah warung.
Selain melayani pelanggan yang tiba ke kedai jualannya, ia juga membersihkan meja dagangannya dan juga mencuci piring. Kegiatan tersebut ia laksanakan setiap hari sebelum berangkat ke sekolah. Halimah Yacob menghabiskan masa sekolahnya Sekolah Menengah Pertama nya di Singapore Chinese Girls' School, sebuah sekolah khusus anak perempuan yang kebanyakan beretnis China.
Di sekolah ini, Halimah hampir dikeluarkan dari sekolah lantaran ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membantu ibunya berjualan sehingga ketika itu pihak sekolah memberi peringatan kepada dirinya. Memasuki SMA, Ia bersekolah di tanjong katong girls’ school, selama bersekolah, Halimah kadang mengerjakan kiprah sembari membersihkan meja dan juga mencuci piring di warung nasi padang milik ibunya. Tak jarang ia juga pernah menunggak uang sekolah dikarenakan kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan.
Tamat dari SMA, ia bertekad untuk terus melanjutkan sekolahnya. Ia kemudian berhasil diterima kuliah di jurusan aturan di National University of Singapore (NUS). Meskipun tidak mempunyai biaya untuk kuliah, ia berhasil mendapat beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore lantaran kecerdasannya.
Setelah lulus kuliah pada tahun 1987, Halimah Yacob kemudian bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) di divisi hukum. Ia memperjuangkan hak-hak para pekerja/buruh di Singapura.
Selama 30 tahun, ia habiskan karirnya di NTUC dan namanya kian terkenal di kalangan para buruh. Posisi tertinggi yang sanggup ia capai di NTUC yakni Deputi Sekretaris Jenderal yang merupakan posisi kedua terkuat di organisasi tersebut.
Tahun 1980, Halimah Yacob menikah dengan Mohammed Abdullah Alhabshee, seorang pengusaha keturunan Arab. Dari pernikahannya, mereke berdua dikaruniai lima orang anak. Pada tahun 2001, Halimah Yacob terjun ke dunia politik sesudah dibujuk oleh perdana menteri Goh Chok Tong.
Di dunia politik, Halimah berhasil memenangkan pemilihan umum dan merebut dingklik Jurong GRC (Konstituensi Perwakilan Jurong Group) dan Marsiling-Yew Tee GRC. Ia berhasil mengukir namanya di panggung perpolitikan Singapura sebagai perempuan melayu pertama yang duduk di DPR Singapura.
Pada tahun 2011, Halimah bergabung dengan Partai Aksi Rakyat (PAP), dan ia ditunjuk sebagai Menteri Negara di Kementerian Pengembangan Masyarakat, Pemuda, dan Olahraga. Dan dua tahun kemudian, ia berhasil menjadi ketua DPR di Singapura dan menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut.
Posisinya sebagai ketua DPR ia emban selama empat tahun. Dan pada tahun 2017, Halimah mengundurkan diri sebagai dari partai PAP dan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden. Ia resmi terpilih sebagai Presiden Singapura sesudah kandidat lainnya yaitu Mohammed Saleh Marican dan Farid Khan tidak memenuhi persyaratan sebagai calon presiden Singapura. Dan menurut undang-undang Singapura kali ini Presiden kali ini hanya boleh berasal dari etnis Melayu.
Ia resmi menjabat sebagai presiden Singapura sesudah resmi diambil sumpahnya pada tanggal 13 september 2017. Halimah Yacob ketika ini lebih menentukan hidup sederhana dengan tinggal di rumah susun miliknya ketimbang tinggal di istana presiden yang disediakan
0 Response to "Biografi Dan Profil Halimah Yacob - Dongeng Presiden Perempuan Pertama Singapura"
Post a Comment