Biografi Dan Profil Yos Sudarso - Dongeng Jagoan Nasional Indonesia
Biografiku.com - Nama Yos Sudarso dikenal oleh bangsa Indonesia tokoh pahlawan nasional. Nama pahlawan ini banyak abadikan sebagai nama jalan di wilayah Indonesia dan juga sebuah pulau di papua. Beliau dikenal berjasa dalam misi pembebasan Irian Barat (Papua) melalui pertempuran Laut Aru yang populer melawan armada kapal Belanda.
Biografi dan Profil Yos Sudarso
Dalam banyak buku yang mengulas mengenai biografi maupun profil dari Yos Sudarso, dia dikatakan lahir di wilayah Salatiga, Jawa Tengah pada tanggal 25 November 1925. Ia lahir dengan nama lengkap Yosaphat Soedarso dari pasangan Sukarno Darmoprawiro dan Mariyam. Ayah Yos sudarso bekerja sebagai seorang polisi ketika masa penjajahan.
Sejak kecil, Yos Sudarso dikenal sebagai sosok yang tenang, cerdas dan juga santun dalam bergaul. Saat masih anak-anak, dia masuk di sekolah HIS (Hollandsch Inlandsch School) yang setingkat SD, tamat dari situ pada tahun 1940 ia kemudian masuk di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di kota Semarang.
Baru lima bulan bersekolah, Jepang kemudian tiba menjajah di Indonesia. Yos Sudarso balasannya kembali ke Salatiga dan menentukan melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama nya disana sampai tahun 1943. Tamat dari sana, dia kemudian masuk di sekolah guru di wilayah Muntilan.
Bergabung Di Angkatan Laut
Namun pendidikan disekolah tersebut ia tidak selesaikan alasannya yakni pada masa itu terjadi peralihan kekuasaan dari Belanda ke Jepang. Akhirnya Yos Sudarso masuk di Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang yang ia tempuh selama setahun dan pendidikan opsir di Goo Osamu Butai dan menjadi lulusan terbaik. Prestasinya tersebut menciptakan ia kemudian dipekerjakan sebagai mualim di kapal Goo Usamu Butai.
Ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada 17 agustus 1945, Yos Sudarso kemudian bergabung dengan BKR (Badan Keamanan Rakyat) Laut yang kemudian berjulukan Tentara Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI).
Disini Yos Sudarso sering mengikuti misi atau operasi militer dalam memadamkan pemberontakan yang terjadi di daerah-daerah ketika itu. Walaupu ketika itu armada kapal maritim yang dimiliki Indonesia masih sangat minim sekali.
Di tahun 1950, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Yos Sudarso pun diangkat sebagai komandan kapal di KRI Alu. Selanjutkan pindah ke KRI Gajah Mada, KRI Rajawali sampai KRI Pattimura. Yos bahkan sempat menjabat sebagai sebagai hakim pengadilan walaupun hanya 4 bulan saja tepatnya di tahun 1958.
Di tahun 1959, pergolakan internal di tubuh Angkatan Laut mencapai puncaknya. Yos Sudarso berserta kolonel Ali Sadikin dan para perwira lainnya tidak oke dengan kepemimpinan Laksamana Subiyakto yang ketika itu menjabat sebgai kepala staf angkatan laut.
Konflik tersebut menciptakan Laksaman Subiyakto balasannya digantikan oleh Kolonel R.E Martadinata sebagai kepala staf yang baru. Tidak usang sesudah itu Yos Sudarso kemudian naik pangkat secara cepat dari Deputi sampai menjadi komodor (laksamana pertama).
Kisah Heroik Yos Sudarso dan Pertempuran Laut Aru Yang Terkenal
Di tahun 1961, konfrontasi Indonesia dan Belanda dalam hal pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda mencapai puncaknya. Presiden Soekarno ketika itu membentuk Tri Komando Rakyat (Trikora) dan tahun berikutnya 1962, Soekarno membentuk Komando Mandala dalam pembebsan Irian Barat dengan markas di Makassar. Yos Sudarso diserahi kiprah sebagai Deputi Operasi.
Tugas yang berat bagi Yos Sudarso. Kisah heroik mengenai pertempuran Yos Sudarso balasannya terjadi pada tanggal 15 Januari 1962. Ketika itu Yos Sudarso melaksanakan patroli dengan membawa tiga kapal yakni KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang dan KRI Harimau dibawah komandonya.
Operasi senyap tersebut dilakukan di sekitar wilayah perairan maritim Aru disekitar wilayah Maluku. Tidak usang kemudian pesawat Neptune Belanda yang melaksanakan patroli menjatuhkan flare. Keadaan yang ketika itu sunyi dan gelap kemudian berubah terperinci benderang. Tiga kapal Belanda dengan persenjataan lengkap dan ukuran yang lebih besar kemudian muncul membelah langit malam.
Ketiga kapal Belanda tersebut ternyata sudah menunggu mereka. Tembakan peringatan pertama dilepaskan oleh Belanda dan jatuh disamping KRI Harimau. Kolonel Sudomo kemudian memerintahkan tembakan jawaban namun meleset.
Yos Sudarso yang sadar bahwa pertempuran ini bakal tidak seimbang dalam hal persenjataan, dia kemudian memerintahkan ketiga kapal yang ia komandoi untuk mundur sementara. Manuver 180 derajat kemudian dilakukan ketiga kapal tersebut. Namun naas, KRI Macan Tutul yang ditumpangi oleh Komodor Yos Sudarso macet.
Pihak Belanda mengira bahwa kapal Indonesia akan melaksanakan manuver untuk menyerang. Belanda kemudian melepaskan tembakan untuk menyerang. KRI Macan Tutul ketika itu berhadapan dengan kapal perusak Belanda. Yos Sudarso kemudian memerintahkan KRI Macan Tutul untuk pasang tubuh biar dua kapal lainnya dapat bisa meninggalkan medan pertempuran.
Tembakan pertama yang dilakukan kapal perusak Belanda itu meleset mengenai KRI Macan Tutul. Di kesempatan berikutnya, tembakan yang dilakukan kapal perusak Belanda balasannya sempurna mengenai tubuh kapal KRI Macan Tutul yang bernomor lambung 650 tersebut.
Gugurnya Yos Sudarso
KRI Macan Tutul buatan Jerman Barat itu balasannya terbakar dan perlahan-lahan tenggelam ke dasar Samudera bersama 24 kru kapal. Kru lainnya yang selamat menjadi tawanan Belanda. Kalimat terakhir dari komodor Yos Sudarso sesaat sebelum kapalnya tenggelam yaitu 'Kobarkan semangat pertempuran' ia pekikan melalui radio ke dua kapal lainnya yang berhasil selamat.
Komodor Yos Sudarso yang semasa kecil bercita-cita sebagai prajurit itu balasannya gugur di lautan dalam mempertahankan kedaulatan republik Indonesia. Ia meninggalkan seorang istri berjulukan Siti Kustini dan lima orang anak. Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Yos Sudarso atas jasa-jasanya. Namanya juga diabadikan sebagai nama jalanan di aneka macam wilayah di Indonesia.
Banyak tabir yang menyelimuti gugurnya Yos Sudarso dalam pertempuran di maritim Arafuru. Mulai dar bocornya operasi belakang layar tersebut oleh belanda, kemudian operasi tersebut tersebut tidak diketahui oleh pemerintah menyerupai presiden Soekarno menyerupai yang ditulis dalam buku Konspirasi Dibalik Tenggelamnya Matjan Tutul (2011) oleh wartawan Julius Pour.
Selain itu, AURI (Angkatan udara) yang dituding sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam insiden tersebut alasannya yakni tidak menunjukkan derma pesawat udara yang berbuntut pada pencopotan KSAU Laksamana Suryadarma yang digantikan oleh Letkol Omar Dhani yang dikisahkan dalam buku Dan Toch Maar! (2009) yang ditulis oleh Sukono.
0 Response to "Biografi Dan Profil Yos Sudarso - Dongeng Jagoan Nasional Indonesia"
Post a Comment