Biografi Dan Profil Mochtar Riady - Pendiri Lippo Group
Biografiku.com - Nama Mochtar Riady mungkin terdengar absurd bagi Anda yang tidak mengenal dunia bisnis, terlebih nama tersebut terdengar cukup pasaran untuk nama orang di Indonesia. Namun, siapa sangka pemilik nama tersebut tercatat bankir ternama dan juga sebagai salah satu pengusaha terkaya di Indonesia berdasarkan majalah Forbes.
Banyak sekali orang yang mulai mencari biografi atau profil dari Mochtar Riady sejak namanya tercetak dalam majalah keuangan dunia tersebut. Tidak hanya biografi, banyak orang yang ingin tau mengenai bagaimana beliau memulai dan meniti karier sehingga dapat sukses menjadi seorang Mochtar Riady menyerupai kini ini.
Pengusaha yang mempunyai kekayaan mencapai $ 1,9 miliar USD ini memang mempunyai dongeng perjalanan hidup yang cukup menarik. Pria yang lahir pada tahun 12 Mei 1929 di Malang ini memang populer gigih dalam mencapai harapan yang ia ukir sejak berusia 10 tahun yakni menjadi seorang bankir.
Meski tidak gampang dan banyak sekali lika-liku cobaan yang harus dihadapi namun kini ia justru populer sebagai “The Magic Hand” Pemasaran bank mengingat usahanya menyelamatkan beberapa bank yang hampir bangkrut. Kini laki-laki yang dikenal sebagai seorang praktisi perbankan yang sangat handal menjabat sebagai ketua umum dari Lippo Group.
Mochtar Riady sendiri lahir dari keluarga berdarah Tionghoa orisinil yakni dari pasangan Liapi dan istrinya, Sibelau. Nama Asli Mochtar Riady yaitu Lie Mo Tie. Mulanya keduanya berdagang di Fujian lalu merantau ke banyak sekali daerah sampai alhasil menetapkan untuk menetap di Malang, Jawa Timur, pada tahun 1918.
Kehidupan kecil seorang Muchtar Riady sama menyerupai anak kecil pada umumnya. Kenyataan pahit harus ia terima ketika berusia 9 tahun, ibunya yang ia sayangi meninggal dunia. Namun, pada umur 10 tahun keinginannya menjadi seorang bankir muncul sesudah melihat para petugas NHB atau Nederlandsche Handels Bank.
Sayangnya, keinginan tersebut ditentang oleh ayahnya mengingat pada zaman tersebut setiap pekerja bank atau bankir merupakan orang berada atau orang kaya bukan untuk keluarga mereka yang miskin.
Karier Bankir seorang Mochtar Riady
Apabila membahas biografi atau profil Mochtar Riady tentu tidak akan lengkap tanpa membahas jejak karier yang ia rintis sehingga dapat sukses menyerupai sekarang. Pria orisinil keturunan Tionghoa tersebut pernah di tangkap oleh Belanda lalu dibuang ke Nanking, China. Disana ia lalu berguru di Unijversity of Nanking namun berhenti alasannya yaitu ketika itu Nanking sedang dilanda perang.
Mochtar Riady lalu pindah ke Hongkong dan tinggal disana sampai tahun 1950 namun tak usang lalu ia alhasil kembali ke Indonesia. Di Indonesia, Mochtar lalu menikah pada tahun 1951 dengan anak seorang pengusaha di daerah Jember, Suryawati Lidya. Dari pernikahaanya, Mochtar Riady lalu mempunyai empat orang anak yaitu Rosy Riady, Andrew Taufan Riady, Stephen Tjondro Riady dan James Tjahaja Riady
Oleh mertuanya, Mochtar diberi amanah untuk mengelola sebuah toko kecil di daerah asal mertuanya tersebut. Hanya dalam waktu tiga tahun, toko kecil itu bermetamorfosis toko terbesar di Jember. Hal inilah yang menciptakan keinginan masa kecilnya untuk menjadi seorang bankir kembali muncul.
Selama di Jakarta, ia bekerja di CV Hayam Wuruk selama enam bulan. Hal tersebut dilakukan untuk mencari dan membangun relasi. Setelahnya, ia bekerja dengan seorang importir sekaligus berbisnis kapal dengan temannya. Dari temannya tersebut, ia memperoleh kesempatan untuk bekerja di Bank Kemakmuran yang hampir bangkrut.
Disana ia berhasil menjadi eksekutif dari Bank tersebut. Sayangnya alasannya yaitu ia bukan seorang akuntan ia menjadi kebingungan ketika disodori balance sheet. Setelah satu bulan berguru mengenai akuntansi, ia mulai mengerti dan menciptakan kemajuan besar pada Bank Kemakmuran hanya dalam waktu satu tahun.
Setelah cukup sukses, ia lalu pindah ke Bank Buana pada tahun 1964. Disini Mochtar Riady berhasil menyelamatkan nyawa Bank Buana yang hampir bankrut akhir dari kondisi ekonomi Indonesia yang ketika itu tidak stabil.
Hal yang pertama ia lakukan yaitu mengubah arah kebijakan dari Bank Buana. Ia menurunkan suku bunga bank Buana yang ia pimpin menjadi 12% saja padahal ketika itu hampir semua bank beramai-ramai menaikkan suku bunga akhir dari perekonomian yang kurang elok ketika itu.
Kebijakannya menciptakan para nasabah yang mempunyai kredit beramai-ramai melunasi kewajibannya. Kemudian banyak juga para nasabah yang lalu mengajukan kredit alasannya yaitu suku bunga yang rendah namun disertai dengan jaminan dengan syarat khusus yang sudah di memutuskan bank Buana.
Akhirnya bank Buana berhasil bertahan dari keterpurukan dan menjadi bank dengan kondisi keuangan yang sehat di tangan Mochtar Riady padahal pada waktu itu banyak Bank yang gulung tikar alasannya yaitu tidak dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. Untuk lebih memperdalam ilmu ekonominya, Mochtar Riady mengambil kuliah malam di jurusan Ekonomi di Universitas Indonesia. Disini ia lalu banyak berkenalan dengan para pakar ekonomi Indonesia menyerupai Emil Salim.
Dan alhasil pada tahun 1971, ia pindah ke bank Panin yang merupakan adonan dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Dagang Indonesia, dan Bank Industri Jaya. Setelah bekerja beberapa tahun di Bank Panin, pada tahun 1975, Mochtar Riady lalu pindah ke Bank BCA yang dimiliki oleh Soedono Salim ketika itu.
Di BCA, Mochtar menjadi orang kepercayaan Soedono Salim. Ia bahkan diberikan saham Bank BCA sebesar 17,5 persen yang awalnya hanya bernilai 12,8 milyar menjadi 5 trilyun ketika tahun 1990. Jabatan penting dipegang oleh Mochtar Riady selama di BCA, tugasnya yaitu melaksanakan pembenahan bank BCA yang ketika itu mempunyai aset masih sedikit. Ia lalu mulai melaksanakan pembenahan mulai dari pengarsipan, SDM, Akunting, serta memperluas jaringan dari Bank BCA.
Di tangan Mochtar Riady bank BCA mulai membuktikan peningkatan aset selain peningkatan nasabah yang cukup signifikan dan berhasil mengakibatkan BCA sebagai bank kliring nomor dua sesudah bank Indonesia. Tak salah jikalau ia dijuluki sebagai 'The Magic Man of Bank Marketing'.
Setelah itu Mochtar Riady lalu membeli saham Bank Perniagaan Indonesia di tahun 1981. Aset Bank Perniagaan Indonesia yang ketika itu masih 16,3 milyar lalu melambung menjadi 257,73 milyar ketika dipegang oleh Mochtar Riady.
Selanjutnya di tahun 1989, Bank ini lalu melaksanakan merger dengan Bank Umum Asia yang kemudiain menjadi Lippo Bank. Pada tahun 1990, Mochtar Riady lalu keluar dari bank BCA dan fokus membangun Bank Lippo. Disinilah lalu cikal bakal munculnya Grup Lippo yang didirikan oleh Mochtar Riady.
Di bawah kendali Mochtar Riady, Grup Lippo lalu berkembang pesat. Walaupun pernah di hantam tornado berkali kali menyerupai informasi kalah kliring tahun 1995 serta duduk perkara rekapitalisasi pada tahun 1999 namun Bank Lippo tetap selamat dari guncangan krisis.
Lippo Grup kini berkembang pesat menjadi salah satu grup perjuangan yang mempunyai perjuangan yang menggurita diberbagai sektor. Grup Lippo mempunyai lebih dari 50 anak perjuangan serta karyawan yang berjumlah sekitar 50 ribu orang dan cabangnya tersebar di tempat Asia Pasifik selain di Indonesia.
Selain sektor jasa keuangan yang merupakan core bisnis grup lippo, Grup perjuangan ini juga merambah ke sektor properti, ritel, bisnis teknologi informasi serta jaringan rumah sakit siloam. Dan semakin besar ketika kendalinya mulai dipegang oleh suksesornya yaitu anaknya sendiri James Riady. Tahun 2017, Majalah Forber mencatat kekayaan Mochtar Riady senilai 1,9 miliar dollar atau sekitar 25,3 triliun rupiah. Sekian biografi dan Profil Mochtar Riady, biar dapat bermanfaat.
Banyak sekali orang yang mulai mencari biografi atau profil dari Mochtar Riady sejak namanya tercetak dalam majalah keuangan dunia tersebut. Tidak hanya biografi, banyak orang yang ingin tau mengenai bagaimana beliau memulai dan meniti karier sehingga dapat sukses menjadi seorang Mochtar Riady menyerupai kini ini.
Pengusaha yang mempunyai kekayaan mencapai $ 1,9 miliar USD ini memang mempunyai dongeng perjalanan hidup yang cukup menarik. Pria yang lahir pada tahun 12 Mei 1929 di Malang ini memang populer gigih dalam mencapai harapan yang ia ukir sejak berusia 10 tahun yakni menjadi seorang bankir.
Meski tidak gampang dan banyak sekali lika-liku cobaan yang harus dihadapi namun kini ia justru populer sebagai “The Magic Hand” Pemasaran bank mengingat usahanya menyelamatkan beberapa bank yang hampir bangkrut. Kini laki-laki yang dikenal sebagai seorang praktisi perbankan yang sangat handal menjabat sebagai ketua umum dari Lippo Group.
Mochtar Riady sendiri lahir dari keluarga berdarah Tionghoa orisinil yakni dari pasangan Liapi dan istrinya, Sibelau. Nama Asli Mochtar Riady yaitu Lie Mo Tie. Mulanya keduanya berdagang di Fujian lalu merantau ke banyak sekali daerah sampai alhasil menetapkan untuk menetap di Malang, Jawa Timur, pada tahun 1918.
Kehidupan kecil seorang Muchtar Riady sama menyerupai anak kecil pada umumnya. Kenyataan pahit harus ia terima ketika berusia 9 tahun, ibunya yang ia sayangi meninggal dunia. Namun, pada umur 10 tahun keinginannya menjadi seorang bankir muncul sesudah melihat para petugas NHB atau Nederlandsche Handels Bank.
Sayangnya, keinginan tersebut ditentang oleh ayahnya mengingat pada zaman tersebut setiap pekerja bank atau bankir merupakan orang berada atau orang kaya bukan untuk keluarga mereka yang miskin.
Karier Bankir seorang Mochtar Riady
Apabila membahas biografi atau profil Mochtar Riady tentu tidak akan lengkap tanpa membahas jejak karier yang ia rintis sehingga dapat sukses menyerupai sekarang. Pria orisinil keturunan Tionghoa tersebut pernah di tangkap oleh Belanda lalu dibuang ke Nanking, China. Disana ia lalu berguru di Unijversity of Nanking namun berhenti alasannya yaitu ketika itu Nanking sedang dilanda perang.
Mochtar Riady lalu pindah ke Hongkong dan tinggal disana sampai tahun 1950 namun tak usang lalu ia alhasil kembali ke Indonesia. Di Indonesia, Mochtar lalu menikah pada tahun 1951 dengan anak seorang pengusaha di daerah Jember, Suryawati Lidya. Dari pernikahaanya, Mochtar Riady lalu mempunyai empat orang anak yaitu Rosy Riady, Andrew Taufan Riady, Stephen Tjondro Riady dan James Tjahaja Riady
Oleh mertuanya, Mochtar diberi amanah untuk mengelola sebuah toko kecil di daerah asal mertuanya tersebut. Hanya dalam waktu tiga tahun, toko kecil itu bermetamorfosis toko terbesar di Jember. Hal inilah yang menciptakan keinginan masa kecilnya untuk menjadi seorang bankir kembali muncul.
Selama di Jakarta, ia bekerja di CV Hayam Wuruk selama enam bulan. Hal tersebut dilakukan untuk mencari dan membangun relasi. Setelahnya, ia bekerja dengan seorang importir sekaligus berbisnis kapal dengan temannya. Dari temannya tersebut, ia memperoleh kesempatan untuk bekerja di Bank Kemakmuran yang hampir bangkrut.
Disana ia berhasil menjadi eksekutif dari Bank tersebut. Sayangnya alasannya yaitu ia bukan seorang akuntan ia menjadi kebingungan ketika disodori balance sheet. Setelah satu bulan berguru mengenai akuntansi, ia mulai mengerti dan menciptakan kemajuan besar pada Bank Kemakmuran hanya dalam waktu satu tahun.
Setelah cukup sukses, ia lalu pindah ke Bank Buana pada tahun 1964. Disini Mochtar Riady berhasil menyelamatkan nyawa Bank Buana yang hampir bankrut akhir dari kondisi ekonomi Indonesia yang ketika itu tidak stabil.
Hal yang pertama ia lakukan yaitu mengubah arah kebijakan dari Bank Buana. Ia menurunkan suku bunga bank Buana yang ia pimpin menjadi 12% saja padahal ketika itu hampir semua bank beramai-ramai menaikkan suku bunga akhir dari perekonomian yang kurang elok ketika itu.
Kebijakannya menciptakan para nasabah yang mempunyai kredit beramai-ramai melunasi kewajibannya. Kemudian banyak juga para nasabah yang lalu mengajukan kredit alasannya yaitu suku bunga yang rendah namun disertai dengan jaminan dengan syarat khusus yang sudah di memutuskan bank Buana.
Akhirnya bank Buana berhasil bertahan dari keterpurukan dan menjadi bank dengan kondisi keuangan yang sehat di tangan Mochtar Riady padahal pada waktu itu banyak Bank yang gulung tikar alasannya yaitu tidak dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil. Untuk lebih memperdalam ilmu ekonominya, Mochtar Riady mengambil kuliah malam di jurusan Ekonomi di Universitas Indonesia. Disini ia lalu banyak berkenalan dengan para pakar ekonomi Indonesia menyerupai Emil Salim.
Dan alhasil pada tahun 1971, ia pindah ke bank Panin yang merupakan adonan dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Dagang Indonesia, dan Bank Industri Jaya. Setelah bekerja beberapa tahun di Bank Panin, pada tahun 1975, Mochtar Riady lalu pindah ke Bank BCA yang dimiliki oleh Soedono Salim ketika itu.
Di BCA, Mochtar menjadi orang kepercayaan Soedono Salim. Ia bahkan diberikan saham Bank BCA sebesar 17,5 persen yang awalnya hanya bernilai 12,8 milyar menjadi 5 trilyun ketika tahun 1990. Jabatan penting dipegang oleh Mochtar Riady selama di BCA, tugasnya yaitu melaksanakan pembenahan bank BCA yang ketika itu mempunyai aset masih sedikit. Ia lalu mulai melaksanakan pembenahan mulai dari pengarsipan, SDM, Akunting, serta memperluas jaringan dari Bank BCA.
Di tangan Mochtar Riady bank BCA mulai membuktikan peningkatan aset selain peningkatan nasabah yang cukup signifikan dan berhasil mengakibatkan BCA sebagai bank kliring nomor dua sesudah bank Indonesia. Tak salah jikalau ia dijuluki sebagai 'The Magic Man of Bank Marketing'.
Setelah itu Mochtar Riady lalu membeli saham Bank Perniagaan Indonesia di tahun 1981. Aset Bank Perniagaan Indonesia yang ketika itu masih 16,3 milyar lalu melambung menjadi 257,73 milyar ketika dipegang oleh Mochtar Riady.
Selanjutnya di tahun 1989, Bank ini lalu melaksanakan merger dengan Bank Umum Asia yang kemudiain menjadi Lippo Bank. Pada tahun 1990, Mochtar Riady lalu keluar dari bank BCA dan fokus membangun Bank Lippo. Disinilah lalu cikal bakal munculnya Grup Lippo yang didirikan oleh Mochtar Riady.
Di bawah kendali Mochtar Riady, Grup Lippo lalu berkembang pesat. Walaupun pernah di hantam tornado berkali kali menyerupai informasi kalah kliring tahun 1995 serta duduk perkara rekapitalisasi pada tahun 1999 namun Bank Lippo tetap selamat dari guncangan krisis.
Lippo Grup kini berkembang pesat menjadi salah satu grup perjuangan yang mempunyai perjuangan yang menggurita diberbagai sektor. Grup Lippo mempunyai lebih dari 50 anak perjuangan serta karyawan yang berjumlah sekitar 50 ribu orang dan cabangnya tersebar di tempat Asia Pasifik selain di Indonesia.
Selain sektor jasa keuangan yang merupakan core bisnis grup lippo, Grup perjuangan ini juga merambah ke sektor properti, ritel, bisnis teknologi informasi serta jaringan rumah sakit siloam. Dan semakin besar ketika kendalinya mulai dipegang oleh suksesornya yaitu anaknya sendiri James Riady. Tahun 2017, Majalah Forber mencatat kekayaan Mochtar Riady senilai 1,9 miliar dollar atau sekitar 25,3 triliun rupiah. Sekian biografi dan Profil Mochtar Riady, biar dapat bermanfaat.
0 Response to "Biografi Dan Profil Mochtar Riady - Pendiri Lippo Group"
Post a Comment